Sabtu, 18 Februari 2017

Supaya Tetap Konsisten Menulis

Konsisten menulis merupakan hal yang wajib dimiliki oleh seseorang yang menjadikan kegiatan menulis sebagai sebuah profesi. Terlebih lagi bagi seorang penulis pemula. Semakin sering dia menulis, semakin mahir pula dia dalam mengolah kata-kata, merangkainya dalam sebuah kalimat, dan menyusunnya dalam sebuah karya. 

Namun tidak semua penulis pemula mampu menjaga konsistensinya dalam menulis. Ada banyak hambatan yang menghalangi mereka untuk tetap menulis. Terutama bagi penulis pemula, kebanyakan dari mereka begitu menggebu-gebu di awal, namun lama kelamaan semangat dan tingkat konsistensi mereka dalam menulis semakin menurun. 

Penyebabnya cukup beragam, namun sebagian besar masalah itu ada pada diri mereka sendiri. Dengan stimulasi yang tepat, dan dengan komitmen yang kuat, maka masalah-masalah tersebut dapat diatasi. Berikut adalah beberapa masalah yang seringkali dijadikan alasan ketidakkonsistenan dalam menulis.

1. Terlalu sibuk

Penulis pemula umumnya memiliki latar belakang berbeda seperti ibu rumah tangga, pegawai kantoran, pelajar atau mahasiswa, dan sebagainya. Mereka tentunya memiliki kesibukan tersendiri sehingga hampir tidak dapat menemukan waktu yang tepat untuk menulis. 

Kebanyakan dari kita menganggap bahwa sekali menulis harus minimal satu artikel, satu bab, atau satu cerita. Menulis haruslah di komputer. Menulis membutuhkan waktu berjam-jam. Sebenarnya tidak selalu demikian. Tetapkan waktu terbaik dan berapa lama kita bisa menulis. Cukuplah waktu 15 - 30 menit sekali menulis. Tak perlu lama-lama. 

Pilih waktu yang paling nyaman untuk menulis, bisa malam sebelum tidur, pagi sebelum subuh, waktu istirahat di kantor, waktu anak-anak tidur, sekolah atau mengaji, atau bahkan di dalam kendaraan menuju ke tempat kerja, saat antri di kasir atau bank, dan sebagainya. Yang jelas waktunya harus ditetapkan kapan, tulis dalam agenda harian kita, dan laksanakan. Anggap saja menulis ibaratnya makan, yang jika tidak dilaksanakan akan membuat kita kelaparan. 

Menulispun tak harus di laptop atau buku, namun bisa juga di handphone. Anggap saja saat kita menulis seperti saat kita ber-SMS, chatting di WA, atau bersosmed ria.

2. Tidak ada ide

Baiklah, menulis bisa kapan saja dan di mana saja. Tapi apa yang mau kita tulis? Ini adalah masalah kedua yang sering dihadapi kebanyakan penulis pemula. Ada banyak cara untuk mencari ide tulisan. Anggap saja kita hendak mengobrol dengan teman. Pasti ada saja hal yang ingin kita obrolkan. Cukuplah kita memulainya dari kehidupan atau bahkan kegalauan kita sendiri. Misalnya kalau ibu rumah tangga ya harga cabe yang gak turun-turun, kalau pegawai kantoran ya tentang tingkah bos atau teman yang menyebalkan, kalau bujang ya ceritakan beratnya perjuangan mendapatkan cinta. Bisa juga dimulai dari kegelisahan dan kerisauan terhadap masalah yang kita hadapi, baik di rumah, masyarakat maupun tempat kerja. Atau tuliskan hal baru yang kita pelajari, atau sesuatu yang menjadi perenungan kita. 

Jika cerita dari sendiri sudah habis, beralihlah menceritakan kisah orang lain di sekitar kita, tentang seluk beluk, pemikiran dan permasalahan yang dihadapinya. Jika ada 10 orang saja yang akan dibuat bahan tulisan, berapa banyak kisah yang bisa kita hasilkan. Kita juga bisa menuliskan permasalahan lingkungan di sekitar kita. Rasanya tak akan ada habisnya. 

Kadangkala, ide tulisan muncul di saat tak terduga. Jadi, siapkan memo di handphone atau buku notes yang bisa kita gunakan untuk mencatat ide-ide yang munculnya tak terduga. Di saat waktu menulis, eksekusi segera ide-ide tersebut menjadi tulisan.

3. Mentok di tengah jalan

Terkadang seorang penulis berhenti di tengah proses dia menulis. Dia tidak bisa melanjutkan apa yang telah dimulainya. Biasanya hal ini disebabkan minimnya penguasaan bahan atau materi tulisan. Caranya tentu dengan menulis sesuatu yang kita benar-benar tahu saja. Bukankah itu tujuan inti dari menulis? Yaitu berbagi ilmu dan pengalaman? Selain itu tujuan dari menulis juga adalah untuk menyatakan pendapat dan pemikitan kita akan suatu hal. Tentunya kita pasti akan memberikan opini dan pendapat tentang hal yang kita benar-benar tahu dan tentunya memiliki dasar, dan tidak semata-mata ikut-ikutan atau hanya sekedar buka mulut, atau menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya. 

Cara yang kedua adalah dengan banyak membaca. Bacalah apa saja. Jangan hanya terpaku dengan satu jenis bacaan saja. Jangan hanya suka baca novel saja, atau cerpen saja, atau tabloid saja. Bacalah apa saja untuk memperluas wawasan kita. Dengan membaca, secara tidak langsung kita dapat memperkaya dan memperdalam tulisan kita. Membaca membuat tulisan kita semakin berbobot dan memiliki dasar keilmuan yang kuat. Bahkan untuk karya fiksi sekalipun, membaca akan membuat setting dan alur tulisan kita menjadi lebih logis.

4. Motivasi menurun

Ini juga merupakan masalah paling berat yang harus dihadapi oleh penulis pemula. Masalah inilah yang menyebabkan kita tidak bisa konsisten dalam menulis. Seringkali kita begitu bersemangat sampai menggebu-gebu di awal proses, namun akhirnya melempem di pertengahan. Minggu-minggu pertama mungkin kita bisa membuat 7 tulisan. Semakin ke belakang jumlah tulisan yang dihasilkan semakin sedikit, sampai malah tidak menulis sama sekali. Kalau diibaratkan makan, kita dihadapkan pada banyak makanan yang enak. Lalu dengan rakusnya kita lahap semua makanan itu sampai akhirnya kita tidak mampu lagi makan. 

Permasalahan utamanya kembali pada motivasi awal kita menulis. Apakah sekedar hobi, ingin populer, sebagai aktualisasi diri, atau sebagai profesi. Apapun niat kita menulis ya sah-sah saja. Tidak ada yang bisa memaksakan kehendaknya pada kita. Namun seberapa kuatkah motivasi kita ini? Walaupun hanya sekedar hobi, pastinya kita juga akan selalu bisa meluangkan waktu untuk melakukannya, kan? Seperti halnya hobi olahraga, nonton film, shopping, dan sebagainya. Jadi apa motivasimu?

Motivasi menulis adalah hal yang wajib dimiliki seorang calon penulis. Semakin kuat motivasi yang dimiliki, maka semakin mudah penulis tersebut mengatasi segala hambatan. Jangan jadikan hambatan sebagai alasan untuk tidak menulis. Ingatlah, hasil tulisan kita nantinya bisa menjadi sumber pahala, jika banyak orang yang bisa memetik manfaat darinya. Seperti pesan Nabi Muhammad SAW, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

#ODOPfor99days
#Week7
#Post6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar