Rabu, 21 Desember 2016

Renungan di Hari Ibu

    
  "Selamat hari Ibuuuu....!!!"
      Tangan kecil penuh lumpur itu memberiku setangkai bunga rumput dan menciumku di pipi.
      "Terima kasih, Ganteng", ujarku sambil menerima bunga rumput dari tangannya. Saat itu kami berlima sedang membersihkan tanaman liar di kebun kacang kakek dalam rangka mengisi liburan.

       Tanggal 22 Desember adalah hari spesial bagi seluruh emak di Indonesia. Di hari itu, para emak dimanjakan dengan berbagai ucapan selamat, hadiah, kejutan, bahkan full day service dari anak-anaknya. Berbagai perlombaan khas emak-emak juga tak kalah serunya diadakan untuk memperingatinya.  Dengan Hari Ibu tersebut, sebagai anak, kita diingatkan untuk menghargai segala jasa dan pengorbanan ibu bagi anaknya, sejak dalam kandungan hingga dewasa. Betapa ibu adalah sosok yang begitu dekat, hingga darinyalah kita belajar tentang siapa diri kita dan bagaimana menghadapi dunia luar.
      Sebagai ibu, inilah momen yang tepat bagi kita untuk merasa bahwa profesi sepanjang hayat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Profesi ibu merupakan profesi vital yang sangat menentukan kualitas dan karakter generasi masa depan. Di tangannyalah nasib bangsa ini dipertaruhkan. Dengan penghargaan yang begitu luar biasa, maka sudah sepantasnyalah para ibu juga harus selalu introspeksi diri. Apakah kita sudah menjadi ibu yang baik? Apakah kita sudah mendidik anak kita dengan maksimal sesuai nilai-nilai moral yang kita yakini? Apakah kita masih sering mengabaikan mereka? Apakah kualitas kita sudah sepadan dengan kualitas anak yang diharapkan? Apakah kita termasuk ibu yang malas belajar sehingga seringkali ketinggalan informasi?
      Jangan jadikan Hari Ibu yang spesial ini justru melenakan kita. Janganlah menganggap bahwa kita memang HARUS dihargai. Jadikanlah momen Hari Ibu ini sebagai pelecut semangat untuk menjadi ibu yang lebih baik dari hari ke hari. Demi masa depan kita dan tentunya juga untuk Indonesia yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar